Jumat, 12 Desember 2014

Alat Ulat Ukur CBG

Cylinder Bore Gauge adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur diameter silinder. Pada bagian atas terdapat dial gauge dan pada bagian bawah terdapat measuring point yang dapat bergerak bebas. Pada sisi lainnya terdapat replacement rod yang panjangnya bervariasi tergantung keperluan. Dalam satu set, terdapat bermacam-macam ukuran reclacement rod dengan panjang tertentu. Disamping itu juga terdapat replacement securing thread adalah semacam mur pengikat yang fungsinya untuk mengunci agar replacement rod dan washernya tidak lepas pada saat bore gage digunakan.
Pengukuran diameter silinder dengan bore gauge memerlukan alat ukur lain yaitu mistar geser ( jangka sorong) dan mikrometer.
·        Cara menentukan replacement rod dan replacement washer
Untuk menentukan berapa replacement rod dan replacement washer yang akan digunakan maka kita ukur terlebih dahulu diameter dalam silinder dengan menggunakan vernier caliper/jangka sorong. Dari hasil pengukuran tersebut kita bisa menentukan replacement rod dan replacement washer yang digunakan. Yang perlu diperhatikan dari hasil pengukuran adalah bila angka di belakang koma adalah lebih kecil dari 0,5 mm maka pembulatannya ke bawah. Namun jika angka di belakang koma lebih besar dari 0,5 mm maka pembulatannya ke atas. Contoh :
1.   Hasil pengukuran dengan jangka sorong : 51,20 mm (pembulatannya 51 mm)
Maka replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 1 mm
2.   Hasil pengukuran dengan jangka sorong : 51,80 mm (pembulatannya 52 mm)
Replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 2 mm
Cara melakukan pengukuran
·        Cara pertama :

1.   Ukurlah diameter silinder dengan menggunakan jangka sorong, misal diperoleh hasil pengukuran : 75,40 mm 
2.   Pilih replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran tersebut, misal 76 mm. 
3.   Pasang replacement rod pada bore gage. 
4.   Ukur panjang replacement rod dengan mikrometer luar seperti pada gambar dibawah dan usahakan jarum dial gauge tidak bergerak, misal diperolah hasil pengukuran 76,20.
 
5.   Masukan replacement rod kedalam lubang ( silinder ), goyangkan tangkai bore gage ke kanan dan ke kiri seperti pada gambar sampai di peroleh penyimpangan terbesar ( posisi tegak lurus)
6.   Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukan dial gage, misal diperoleh 0,13 mm
7.   Besarnya diameter silinder adalah selisih antara hasil pengukuran panjang replecement rod dengan besarnya penyimpangan jarum bore gage. Jadi diameter silinder = 76,20 -0,13  = 76,07 mm
·        Cara kedua :
1.   Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misalnya diperoleh hasil pengukuran : 75,40 
2.   Pilih replecement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran tersebut, misalnya 76 mm. 
3.   Pasang replecement rod pada bore gauge. 
4.   Set mikrometer luar pada 76 mm, kemudian tempatkan replacement rod antara avil dan spindel mikrometer 
5.   Set jarum dial gage pada posisi nol dengan cara memutar outer ring 
6.   Masukkan replecement rod kedalam lubang (silinder ), goyangkan tangkai bore gage ke kanan dan kekiri sampai diperoleh penyimpangan terbesar ( posisi tegak lurus ) 
7.   Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage. 
8.   Apabila penyimpangan jarum dial gage
  • disebelah kanan nol : diameter silinder = 76 – penuimpangan 
  • disebelah kiri nol : diameter silinder = 76 + penyimpangan

Pada saat memasang dial gauge yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
Dial gauge harus dipasang pada tangkainya dalam posisi sejajar atau tegak lurus measuring point.
Spindle dimasukkan ke dalam batangnya kira-kira setengah dari langkahnya.
Periksalah bahwa pointer dari dial gauge bergerak bila anda menekan measuring point.


Cara menentukan ke ovalan silinder
  1. Pertama tentukan sumbu X dan sumbu Y dari silinder (seperti pada gambar di atas) 
  2. Kemudian bagi silinder menjadi 3 bagian yaitu bagian atas (TOP), bagian tengah (CENTER), dan bagian bawah (DEEP) (seperti pada gambar)
  3.  Kemudian ukur sumbu X dan Y dari masing-masing bagian 
  4. Misalkan diperoleh hasil pengukuran bagian atas (TOP) silinder sumbu X = 80.75 mm dan sumbu Y = 80.73 mm, maka keovalannya silinder bagian atas adalah 80.75 – 80.73 mm = 0.02 mm 
  5. Lanjutkan pengukuran untuk bagian tengah (CENTER) dan bagian Bawah (DEEP)
Cara menentukan Ketirusan Silinder
  1. Ketirusan adalah selisih ukuran antara silinder bagian atas dengan silinder bagian bawah atau sebaliknya 
  2. Untuk menentukan ketirusan silinder, bisa diambil dari keovalan masing-masing bagian pada TOP, CENTER dan DEEP silinder 
  3. Misalkan, keovalan silinder bagian atas adalah 0.02 mm dan bagian bawah silinder adalah 0.01 mm, maka ketirusannya adalah 0.02 – 0.01 mm = 0.01 mm

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar